Kehidupan anak usia dini tidak lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Oleh karena itu, guru hendaknya bisa menstimulasi anak di...
Kehidupan anak usia dini tidak lepas dari sains, kreativitas dan aktivitas sosial. Oleh karena itu, guru hendaknya bisa menstimulasi anak didiknya dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi.
Saat ini mayoritas guru RA/TK dan orang tua siswa lebih menekankan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung untuk anak-anak. Sedangkan kegiatan sains di RA/TK belum banyak dilakukan. Padahal, sebenarnya sains sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Apalagi anak-anak mempunyai sifat rasa ingin tahu yang besar sejak lahir. Pasti kita sering mendengar dari anak-anak pertanyaan-pertanyaan, seperti “Mengapa begini?, Mengapa begitu? , Kenapa ini bisa terjadi?”, dan lain-lain. Untuk itu kita sebagai guru RA/TK perlu membantu anak-anak menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaannya dengan cara yang mudah dimengerti.
Agar anak-anak mengerti, kejadian yang berhubungan dengan sains tidak cukup diterangkan dengan teori atau cerita saja, melainkan harus dijelaskan dengan contoh yang nyata, misalnya Kegiatan sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap benda-benda, baik benda hidup maupun benda mati yang ada disekitarnya.
Sains dapat melatih anak menggunakan ke lima inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan peristiwa. Semakin banyak keterlibatan indera dalam belajar , mereka akan semakin memahami apa yang mereka pelajari. Anak dilatih untuk melihat, membau, mendengar, merasakan dan meraba. Dengan praktik sains anak mendapat pengetahuan baru dari berbagai benda yang ada disekitarnya, dan ini bisa sebagai modal berpikir lanjut. Anak bisa menghubungkan sebab akibat dari suatu percobaan, sehingga melatih anak berpikir logis. Seperti halnya siswa MI/SD yang saat ini sudah mengerjakan soal HOTS ( Higher Order Thinking Skills) , soal tentang penalaran. Jika anak usia dini kita ajarkan sains , untuk masuk kejenjang selanjutnya mereka sudah terbiasa dengan soal-soal HOTS tersebut.
Sains membiasakan anak-anak mengikuti tahapan-tahap eksperimen dan tidak boleh menyembunyikan suatu kegagalan, artinya sains dapat melatih mental positif, logis,dan urut (sistematis). Selain itu dapat juga melatih anak bersikap cermat, karena anak harus mengamati, menyusun prediksi dan mengambil keputusan.
Sains juga mengembangkan kemampuan anak, yaitu : 1) Spiritual, yaitu rasa syukur dan memuji Sang Kholiq; 2) Observasi, berlatih menggunakan seluruh inderanya untuk mengenal nama benda, bagian-bagian dan memberi nama serta fungsi; 3) Klasifikasi, berlatih mengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri tertentu; 4) Pengukuran; 5) Menggunakan bilangan; 6) Rasa empati terhadap benda yang diteliti, seperti hewan.
Tujuan pembelajaran sains pada Anak Usia Dini : 1) Anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya; 2) Anak memiliki sikap ilmiah; 3) Anak mendapatkan pengetahuan dan informasi ilmiah yang lebih baik; 4) Anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan dilingkungan sekitarnya.
Dengan praktik sains sederhana tentunya pembelajaran akan mengasyikkan dan anak-anak pastinya tidak bosan. Pengalaman di RA Masyithoh Caruban Kandangan, ada salah satu siswa yang setiap harinya marah tidak mau mengerjakan apapun, anak tersebut cuma mengganggu temannya. Setelah di ajak bermain sains , menanam biji-bijian dan setiap hari harus merawat seperti menyiram biji yang ditanam, mengamati perkembangan/pertumbuhan yang terjadi disetiap harinya.
Saat memberikan kegiatan sains ,kita jangan terlalu banyak berkomentar dan membiarkan siswa mengolah hipotesis, pernyataan tentang apa yang mereka pikirkan. Tugas kita sebagai guru hanyalah memformulasikan gagasan siswa. Aktivitas ini akan menjadi kebiasaan jika seorang guru membiasakannya. Selamat mencoba bermain sains dengan anak-anak usia dini.[]
Pengirim :
KUNI MASROHATI ULYA
Mahasiswi PIAUD INISNU Temanggung
Email : kuniulya80@gmail.com
