HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Jual Beli Berkah, Keuntungan Juga Terus Melimpah

Shindy Sheptianingsih Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lentera24.com - Dalam kehidupan...

Shindy Sheptianingsih Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lentera24.com - Dalam kehidupan manusia pasti tidak terlepas dari yang namanya jual beli untuk memenuhi kebutuhan. Jual beli merupakan aktivitas yang melibatkan penjual dengan pembeli yang melakukan kesepakatan dari barang atau jasa yang ingin disepakati. Nah kita sebagai seorang muslim yang taat kepada Allah SWT, pasti ingin jual beli yang tak hanya untung semata, tetapi juga menuai keberkahan dari Allah SWT. 


Jujur adalah salah satu hal penting dalam aktivitas jual beli, karena berawal dari kejujuran keberkahan akan didapat, termasuk rezeki yang cukup bahkan keuntungan yang melimpah. Pentingnya kejujuran dalam jual-beli dijelaskan juga dalam sebuah hadits. Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا, وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا


Artinya: "Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu." (Muttafaqun alaih).


Terkait dengan kejujuran, tidak baik jika menutupi kekurangan barang yang akan kita jual karena takut produk yang ditawarkan tidak laku. Sampaikanlah barang tersebut apa adanya, karena Allah SWT mendatangkan keberkahan melalui kejujuran. Dengan kejujuran akan saling menguntungkan kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli. Sehingga sama-sama tidak ada yang dirugikan dan sesuai juga dengan syariat islam.


Contohnya, misalkan kita menjual smartphone kepada teman kita, smartphone yang kita jual sudah pernah kita pakai dan ada beberapa kekurangan seperti ada goresan sedikit pada layarnya. Lalu, kita menyembunyikan kekurangan tersebut dan tidak menginformasikan minus dari smartphone. Sebagai penjual harus jujur karena dengan tindakan tadi kita dapat terjerumus dalam sikap tadlis atau penipuan yang dilarang islam.


Memang tidak mudah untuk menerapkan jual beli yang adil, tetapi kita sebagai seorang muslim yang taat harus senantiasa berusaha agar dalam jual beli yang kita jalankan tak hanya menuai keuntungan semata, namun memperoleh keberkahan dari Allah SWT. ***