Azab Wanita Tidak Menutup Aurat Oleh: Sholiat Alhanin “Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya maka setan...
![]() |
Azab Wanita Tidak Menutup Aurat |
Oleh: Sholiat Alhanin
“Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya
maka setanpun berdiri tegak (dirangsang olehnya) (HR. Tarmidzi)
Seumur
hidup dan ini untuk pertama kalinya mengunjungi Lapas. Sebelum
mengunjungi lapas sudah negative thinking dengan tempat tersebut.
Seakan-akan lapas adalah tempat yang seram, petugasnya yang tidak ramah
dan penghuni yang sangat sadis. Jika boleh jujur tempat yang tidak
disukai dan tidak ingin dikunjungi di antaranya lapas karena beranggapan
orang-orang di sana pasti tidak ramah setelah berkunjung dan berbagi
taujih untuk ibu-ibu penghuni lapas. Persepsi itu runtuh seketika
ternyata penghuni terlihat cantik, segar, tidak ada wajah surah bahkan
petugas Lapas begitu akrab sehingga mampu membangun kedekatan yang
begitu nyoossss.
Kemudian terminal adalah tempat kedua yang tidak
ingin dikunjungi sebab merasa orang-orang di sekitar terminal adalah
preman semua secara sudah rahasia umum bagaimana ganas preman secara
pernah melihat secara langsung bagaimana gesekan antar preman terminal
bahkan beranggapan orang duduk sekitar terminal adalah calo semua akan
tetapi setelah menonton preman pensiunan persepsi tentang terminal mulai
agak berbeda.
Terakhir tempat tak ingin dikunjungi yaitu rumah
sakit, padahal begitu banyak hikmah diperoleh dengan mengunjungi rumah
sakit di antaranya mensyukuri betapa mahal sehat, dan di sana tersadari
untuk menjaga kesehatan. Entah kenapa ketiga tempat itu selalu
diupayakan untuk dihindari.
Ternyata tempat yang dibenci, akhirnya
harus berkunjung ke sana dalam rangka berbagi ilmu atau berbagi
pengalaman sekitar jilbab untuk ibu-ibu penghuni lapas. Ini adalah
skenario Allah yang sangat indah, pada akhirnya bisa bertemu ibu-ibu
penghuni lapas dengan berbagai masalah sedangkan faktor utama membuat
mereka hadir di lapas karena masalah narkoba. Naudzubillah min dzaliq.
Seperti data yang dipaparkan oleh pro Indonesia cabang Jambi bahwa
hampir setiap hari sekitar 80 orang meninggal dunia gara-gara narkoba.
Bahkan secara nasional dikatakan narkoba adalah musuh nyata bagi
masyarakat Indonesia. Selain masalah narkoba yang menjadi faktor ibu-ibu
menjadi penghuni lapas masalah pembunuhan. Sungguh sadis bukan!!!
Kehadiran
di lapas bukan membahas tentang narkoba melain berbagi pengalaman
tentang hijab. Saat itu panitia mengangkat teman “cantik dengan jilbab”.
Dan pertama bertemu dengan ibu-ibu penghuni lapas sempat terkaget juga
ternyata ada ibu-ibu sudah tua mendekam di sana. Tidak hanya itu membuat
hati tersentak akan tetapi ibu penghuni lapas juga modis-modis dan
cantik akan tetapi rata-rata mereka belum menggunakan hijab (kerudung,
jilbab) dan masih kurang pemahaman agama.
Terlihat panitia dari
Lapas mempersiapkan segala kebutuhan acara mulai mengemaskan kerudung
dari donatur untuk dibagikan kepada ibu-ibu penghuni, menyediakan snack,
dan sound system lainnya. Acarapun dimulai sekitar 10.30 wib yang
dimulai pembukaan dari mc, kata sambutan dari panitia pelaksana yaitu B+
(be positif) yang merupakan komunitas sosial yang bergerak mencari plus
individu-individu terutama penghuni lapas, kemudian kata sambutan dari
kepala Lapas yang sangat cool berperawakan jawa dan tibalah waktu ia
untuk berbagi cinta tentang jilbab.
Kehadiran ia dilapas bukan
sebagai ustad, bukan sebagai guru dan sebagai anak muda yang ingin
berbagi cinta melalui ilmu. Awalnya sempat pesimis mungkinkah ibu-ibu
akan menyimak apa akan disampaikan. Dengan bismillah dan meminta sama
Allah semoga apa disampaikan menusuk hati ibu-ibu dan menggerakkan
mereka untuk segara menggunakan jilbab. Rata-rata ibu-ibu belum
menggunakan jilbab, hanya sekitar 4 atau lima ibu-ibu yang sudah
menggunakan jilbab selebihnya aduhai begitu santai menampakan aurat.
Apakah mereka belum memakai jilbab dikarenakan tidak mengetahui
hukumnya, apakah belum ada niat, apakah sudah tahu tapi tidak ingin
mengaplikasikan atau ada faktor lain?
“Dari Khalid bin Duraik,
dari Aisyah r.A. Asma binti Abu Bakar R.A pernah berkunjung kepada
Rasullah S.A.W memakai pakaian tipis. Maka Rasullah S.A.W berpaling dari
padanya seraya bersabda: Wahai Asma, sesungguhnya wanita apabila telah
baligh, tidak benar terlihat dari padanya kecuali ini…dan ini… “Beliau
memberi isyarat kepada wajah dan kedua tangannya.
Sekitar satu jam
paparan tentang penting jilbab dalam islam, hukum berjilab, keuntungan
yang diraih dengan jilbab dan pasti dengan berjilbab adalah bentuk cinta
pada Allah, bentuk ketaatan pada Allah dan bentuk menjalan
perintah-Nya. Saat memaparkan ada yang menyimak dengan antutisias, ada
yang asyik mengobrol dan mungkin ada wajah sinis karena yang memberi
taujih kok usianya sangat muda. Walaupun suasana begitu, ibu-ibu
antusias bertanya mulai masalah bagaimana berkerudung dalam Islam, sejak
kapan kerudung dipakai, sudah ada niat berkerudung tapi tunggu yang
tepat, berkerudung hanya dipakai hari tertentu saja, berkerudung tapi
jarang shalat dan kok yang berkerudung masih suka melakukan hal yang
dilarang Allah.
Ini adalah fenomena yang sering temui di sekitar
kita dan fenemona tersebut mungkin dialami kita juga. “Wahai orang-orang
yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang
benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni
dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati dan Rasulnya, maka sungguh ia
menang dengan kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzaab: 70-71)
Semoga
jawaban yang diberikan mampu menjadi panggilan hidayah bagi mereka, mau
menggunakan jilbab dan istiqomah menggunakan jilbab. “Dan jangalah kamu
lemah (minder, rendah diri, dll) dan jangalah bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kami beriman.”
(QS. Ali-Imran: 139). Satu persatu pertanyaan dijawab dengan analogi,
hadist dan ayat al-quran. Pada dasarnya pertanyaan dilontarkan sangat
basic, dari sana bisa disimpulkan bahwa para ibu-ibu yang sudah memasuki
usia 40 atau usia senja masih kurang pemahaman agamanya.
Mungkin
komunitas keagamaan (Salimah) perlu bekerjasama dengan pihak lapas untuk
menjalan dakwah dilapas karena lahan dakwah dilapas harus disentuh.
Meskipun pihak lapas mempunyai program kerohanian sepertinya tidak cukup
hanya dilakukan sebulan sekali. Suasana semakin hangat didukungi aura
sekitar lapas terlihat melow di mana sinar matahari belum menampakkan
cahaya pada penduduk melayu mungkin kenapa sinar matahari belum
menampakan karena sebentar lagi akan hujan lebat sebab di bulan Februari
tidak hanya identik bulan cinta malainkan bulan hujan seperti dialami
masyarakat kota (Jakarta, red) kebanjiran.
Jika diamati dan
realitas masih banyak menemui yang berjilbab tapi tidak menunjukkan
sikap yang santun, baik yang muda maupun yang tua, jangan sampai
beranggapan jilbabnya yang salah akan tetapi yang salah adalah orangnya.
Mungkin kenapa bisa seperti itu dikarenakan kurang ilmu dimiliki,
mungkin belum tahu dan mungkin sudah tahu tetapi tidak mau
mengaplikasikannya. Masih ditemui yang memakai jilbab niat awalnya bukan
atas dasar menjalan perintah Allah melainkan mengikuti tren apalagi
saat tren jilbab dikalangan wanita lagi dahsyatnya meskipun awal mula
menggunakan jilbab atas dasar itu dan insya Allah berjalan waktu niat
akan berubah ketaqwaan. Amiin.
Lebih parah lagi juga menjumpai
pakai jilbab tapi kewajiban melaksanakan shalat diabaikan. Ini adalah
konsep yang salah seharusnya ketika sudah berjilbab maka shalat,
tilawah, zikir dan akhlak semakin cantik di hadapan Allah jangan sampai
cantik jilbab tapi tidak cantik amalannya.
Mumpung masih ada waktu
atau kesempatan Allah berikan untuk memperbaiki diri terutama bagi
wanita-wanita yang masih menampakkan aurat untuk segera menutup aurat
dengan pakaian syari jangan terlena dengan rayuan fashion mengajak
wanita untuk menampakan lekuk-lekuk tubuh atau mempertontonkan aurat.
Ketika Allah mewajibkan wanita menggunakan jilbab pada dasarnya adalah
demi kebaikan dan kemulian wanita.
Andailah yang belum menutup aurat
mengetahui bagaimana dahsyatnya pahala menutup aurat, betapa beruntung
menutup aurat dan tentu akan bersegera. Jangan sampai kita termasuk
manusia yang disentilkan Allah melalui ayat berikut ini;
“Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau
tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.” (QS. Al
Baqarah:6)
“Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan
kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka,
mereka tidak akan beriman.” (QS. Yaasiin: 10)
Terakhir jilbab
adalah identitas kemulian seorang wanita, jilbab adalah bentuk mencintai
Allah, jilbab adalah satu cara bagaimana Allah mencintai kita dan
bergegaslah untuk menutup aurat tersebut karena manfaat bukan buat
siapa-siapa melainkan untuk kalian.
Berharap pertemuan dengan ibu-ibu
penghuni lapas adalah momentum menyembut hidayah. Semoga dengan jilbab
mengantarkan kita bertemu Rasullah di surga firdaus.
Sholiat Alhanin Seorang Wanita Muslim Alumni Unpad dan UGM. Berprofesi sebagai Dosen, Penulis Lepas dan Penyiar