HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Kemukiman Raja Tuha Minim Pembangunan

Sejak sepuluh tahun terakhir Kemukiman Raja Tuha, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, minim pembangunan bahkan sejumlah usulan pembangun...

Sejak sepuluh tahun terakhir Kemukiman Raja Tuha, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang, minim pembangunan bahkan sejumlah usulan pembangunan desa yang diusulkan ke pemerintah tidak pernah diakomodir.

Imum Mukim Raja Tuha, Ilyas kepada Serambi, Kamis 919/4) mengatakan, sejak tahun 2000 sampai 2012 kemukiman Raja Tuha sangat minim pembangunan. Bahkan sebagian jalan masih belum beraspal, kalaupun beraspal, kini dalam kondisi rusak. Setiap tahun, sembilan desa yang bernaung di kemukiman Raja Tuha selalu mengusulkan berbagai program pembangunan untuk kemajuan desa dan peningkatan ekonomi warga namun sangat minim yang ditampung pemerintah kabupaten.

Seperti jalan sepanjang enam kilometer dari Desa Gelanggang Merak – sampai perbatasan Kota Langsa sebagian sudah rusak dan butuh pengaspalan. Begitu juga dengan jembatan gelanggang di perbatasan antara Kota Langsa dan Tamiang sudah bertahun-tahun rusak dan berulang kali di usulkan namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan di bangun.

Padahal jembatan tersebut sebagian besar digunakan warga Tamiang untuk mengeluarkan hasil bumi yang dipasarkan ke Kota Langsa. Namun saat ini, petani sayur dan pedagang terpaksa memutar dengan jarak tempuh yang lebih jauh untuk menjual sayuran mereka di pasar Langsa.

Begitu juga bendungan irigasi yang diusulkan di Desa Lueng Manyo untuk mengairi sawah warga juga tidak terakomodir, padahal ratusan hektare lahan sawah warga  mengandalkan air tadah hujan bahkan sebagian sudah dialih fungsikan untuk lahan perkebunan tanaman karet dan sawit. “Kalau ada bendungan irigasi, warga bisa bercocok tanam setahun dua kali, disamping mendukung program ketahanan pangan nasional yang sedang digalakkan,”ujarnya. | M. Nasir, Serambi Indonesia