Ilustrasi | Google Seorang pria Afrika Selatan terbangun mendapati dirinya berada dalam sebuah peti es kamar mayat hampir sehari setelah...
![]() |
Ilustrasi | Google |
Seorang pria Afrika Selatan terbangun mendapati dirinya berada dalam sebuah peti es kamar mayat hampir sehari setelah keluarganya mengira dia telah meninggal.
Jurubicara departemen kesehatan Afrika Selatan Sizwe Kupelo mengatakan Senin bahwa pria tersebut terbangun pada Minggu sore, 21 jam setelah keluarganya menghubungi seorang pengurus mayat yang kemudian membawanya ke kamar mayat menyusul serangan asma.
Pemilik kamar mayat itu Ayanda Maqolo mengatakan dia mengutus supirnya untuk mengambil mayat tadi tak lama setelah keluarga tersebut melaporkan kematian dimaksud. Maqolo mengatakan dia memperkirakan pria tadi berusia sekira 80 tahun.
"Ketika dia sampai di tempat, supir lantas memeriksa jenazah itu, memeriksa detak nadi, mencari detak jantung, namun tak menemukannya," ungkap Maqolo kepada AP.
Minta Tolong
Namun sehari setelah staf menempatkan mayat dimaksud dalam kompartemen berpendingin yang digembok, para pekerja kamar mayat tadi mendengar seseorang berteriak-teriak minta tolong. Mereka mengira suara itu hantu, ucap pemilik kamar mayat tersebut.
"Saya tidak dapat mempercayainya!" ucap Maqolo. "Saya juga takut. Tapi mereka adalah pegawai saya dan saya harus menunjukkan pada mereka bahwa saya tak takut, jadi saya memanggil polisi."
Setelah tiba di tempat, para petugas polisi lantas memasuki kamar mayat itu bersama-sama. "Saya senang karena para petugas membawa senjata api, kalau-kalau sesuatu akan melawan kami," ungkap Maqolo.
Pucat
Dia menjelaskan pria itu pucat ketika mereka mengeluarkannya dari peti es tersebut.
"Dia bertanya, ‘Bagaimana saya bisa ada di sini?’" papar Maqolo menirukan ucapan pria tadi.
Departemen kesehatan mengatakan pria itu selanjutnya dibawa ke sebuah rumah sakit terdekat untuk diperiksa dan kemudian dibolehkan dibawa pulang oleh dokter-dokter yang menilai dia stabil.
Jubir departemen kesehatan Kupelo mendesak masyarakat Afrika Selatan agar menghubungi para pejabat kesehatan untuk mengonfirmasikan bahwa sanak keluarga mereka memang sudah meninggal.
Keluarga pria tadi diberi tahu bahwa dia masih hidup ketika mereka bertemu untuk mengatur segala sesuatu buat acara penguburannya. Mendengar itu, mereka jadi sangat terkejut bercampur gembira. Mereka sangat senang pria itu pulang ke rumah, tutur Maqolo.
Namun Maqolo bilang pria tersebut masih mencoba untuk pulih dari pengalaman yang traumatis itu.
"Saya tidak dapat tidur semalam, saya dihantui mimpi-mimpi buruk," ucap pria tadi. "Tapi hari ini saya sudah berada jauh lebih baik."
Pemilik kamar mayat itu Ayanda Maqolo mengatakan dia mengutus supirnya untuk mengambil mayat tadi tak lama setelah keluarga tersebut melaporkan kematian dimaksud. Maqolo mengatakan dia memperkirakan pria tadi berusia sekira 80 tahun.
"Ketika dia sampai di tempat, supir lantas memeriksa jenazah itu, memeriksa detak nadi, mencari detak jantung, namun tak menemukannya," ungkap Maqolo kepada AP.
Minta Tolong
Namun sehari setelah staf menempatkan mayat dimaksud dalam kompartemen berpendingin yang digembok, para pekerja kamar mayat tadi mendengar seseorang berteriak-teriak minta tolong. Mereka mengira suara itu hantu, ucap pemilik kamar mayat tersebut.
"Saya tidak dapat mempercayainya!" ucap Maqolo. "Saya juga takut. Tapi mereka adalah pegawai saya dan saya harus menunjukkan pada mereka bahwa saya tak takut, jadi saya memanggil polisi."
Setelah tiba di tempat, para petugas polisi lantas memasuki kamar mayat itu bersama-sama. "Saya senang karena para petugas membawa senjata api, kalau-kalau sesuatu akan melawan kami," ungkap Maqolo.
Pucat
Dia menjelaskan pria itu pucat ketika mereka mengeluarkannya dari peti es tersebut.
"Dia bertanya, ‘Bagaimana saya bisa ada di sini?’" papar Maqolo menirukan ucapan pria tadi.
Departemen kesehatan mengatakan pria itu selanjutnya dibawa ke sebuah rumah sakit terdekat untuk diperiksa dan kemudian dibolehkan dibawa pulang oleh dokter-dokter yang menilai dia stabil.
Jubir departemen kesehatan Kupelo mendesak masyarakat Afrika Selatan agar menghubungi para pejabat kesehatan untuk mengonfirmasikan bahwa sanak keluarga mereka memang sudah meninggal.
Keluarga pria tadi diberi tahu bahwa dia masih hidup ketika mereka bertemu untuk mengatur segala sesuatu buat acara penguburannya. Mendengar itu, mereka jadi sangat terkejut bercampur gembira. Mereka sangat senang pria itu pulang ke rumah, tutur Maqolo.
Namun Maqolo bilang pria tersebut masih mencoba untuk pulih dari pengalaman yang traumatis itu.
"Saya tidak dapat tidur semalam, saya dihantui mimpi-mimpi buruk," ucap pria tadi. "Tapi hari ini saya sudah berada jauh lebih baik."
Sumber : Harian Analisa