HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Rumah Wartawan Serambi Diduga Dibakar "OTK"

Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Di balik terbakarnya rumah Wartawan Harian Serambi Indonesia wilayah Aceh Tenggara (Agara), Asnawi Luwi di D...

Lentera24.com | BANDA ACEH -- Di balik terbakarnya rumah Wartawan Harian Serambi Indonesia wilayah Aceh Tenggara (Agara), Asnawi Luwi di Desa Lawe Loning, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Agara, yang diduga dibakar orang tak dikenal (OTK), Selasa (30/7/2019) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari, ibu kandung Asnawi bernama, Sariati (75), terus bertanya. 


Foto : Serambi
Pertanyaan sang ibunda ini sebagaimana dilaporkan tertulis oleh Asnawi Luwi kepada Serambinews.com, Rabu (31/7/2019) pagi. 

"Nak, nak, sebenarnya rumah kenapa, apakah dibakar atau terbakar," kata Asnawi mengutip pertanyaan ibunda kepadanya.  

Untuk menenangkan dan tidak menimbulkan trauma, Asnawi Luwi, mengaku harus berbohong kepada ibunya yang mengatakan kebakaran rumahnya itu serta seluruh harta bendanya, termasuk satu Honda Mobilio miliknya BK 1498 BI yang diparkir di garasi rumah, akibat korsleting wayer mobil. 

"Mendengar penjelasan ini, sang ibu terdiam dan menatap kosong dengan mata berkaca-kaca," kata Asnawi. 

Padahal, kata Asnawi, dirinya menduga rumahnya itu dibakar OTK karena pemberitaannya di Agara selama ini, seperti tentang pembangunan Jalan Muara Situlen yang bergelombang yang sedang dalam penyelidikan Kejari Agara. 

Selain itu, tentang proyek PLTMH Lawe Sikap, tambang galian C yang tidak membayarkan pajak, kasus perjudian, narkoba, berbagai kasus lainnya. 

Di samping ibunya, kata Asnawi, anaknya yang masih lima tahun, M Hanif, juga bertanya. "Ayah, ayah, mobil dan rumah kita siapa yang bakar, ayah naik apa dan tinggal di mana kita," kata Asnawi Luwi mengutip pertanyaan anaknya itu.

Menanggapi pertanyaan ini, Asnawi, mengatakan untuk sementara mereka tinggal di rumah Wawak (familinya). Namun, ia juga harus membohongi anaknya. 

Ia mengatakan musibah ini diduga karena ada anak-anak bermain api, sambil menasihati anaknya agar jangan bermain api. 

"Lalu kalau kerja naik apa ayah," tanya anaknya lagi. 

Asnawi pun menyemangati anaknya. "Kita akan naik mobil lain yang Insya Allah diberikan Allah nantinya," jawab  Asnawi. 

Seperti diberitakan Serambinews.com kemarin, berbagai pihak mendesak polisi bisa secepatnya mengusut penyebab kebakaran rumah Asnawi Luwi. 

Lisnawati, istri Asnawi memastikan ingat wajah orang tinggi besar yang datang ke rumah menanyakan kepadanya kemana Pak Asnawi, dua hari sebelum musibah itu terjadi.

“Orangnya berpostur tinggi besar datang ke rumah seperti mengamati kondisi. Saat saya tanya mau cari siapa, orang itu langsung balik bertanya, Pak Asnawi ke mana?” kata Lisnawati, istri Asnawi, perempuan asal Montasik, Aceh Besar yang bekerja sebagai bidan desa di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara.

Sambil mengintip dari balik jendela, Lisnawati menjawab suaminya sedang di Banda Aceh ada rapat kerja di Kantor Serambi.

“Apa ada yang mau bapak titip pesan biar saya sampaikan. Atau kalau penting sekali hubungi saja nomor hp beliau, apa Bapak ada nomor hp-nya?" timpal Lisnawati sambil memberikan nomor hp Asnawi karena menurut orang tersebut dia tidak punya nomor Asnawi.

Setelah dialog singkat itu, laki-laki yang berbicara dengan Bahasa Indonesia, namun logat Alas tersebut langsung pamit.

Lisnawati mengaku tidak pernah melihat orang itu di Kecamatan Lawe Sigala-gala, padahal dia sering keluar masuk kampung sebagai bidan desa.

"Saya yakin orang itu bukan orang sini tapi dari kota (maksudnya dari Kutacane, ibu kota Kabupaten Aceh Tenggara),” ujar Lisnawati.

Sekembali suaminya dari Banda Aceh, Lisnawati melaporkan kedatangan orang tak dikenal itu ke rumah, namun menurut sang suami, tidak ada orang yang meneleponnya.

“Kalau ketemu, saya ingat wajah orang itu,” ujar Lisnawati sambil menahan sedih ketika diwawancarai Serambinews.com, beberapa jam setelah kebakaran itu terjadi.

 Kasus itu juga disikapi dengan pernyataan prihatin, simpati, dan duka dari berbagai kalangan, termasuk aktivis sosial, kemanusiaan, pekerja pers, aktivis antikorupsi, penegak hukum, dan berbagai kalangan lainnya.

 ”Musibah itu terjadi ketika kami sedang tertidur pulas, kami baru terbangun ketika tetangga melempar rumah,” ujar Lisnawati.

Saat ini, kata Lisnawati, mereka sekeluarga mengungsi ke rumah kakak yang tak jauh dari rumah mereka yang terbakar.
Semoga polisi secepatnya bisa mengungkap kasus ini.

"Saya yakin sekali rumah kami bukan terbakar tetapi sengaja dibakar oleh oknum tertentu," demikian Lisnawati. [] SERAMBI