HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Ketua Dekranasda Aceh Tamiang Kunjungi Pusat Pengrajin Pokdarwis Pusong Kapal

Lentera 24.com | Aceh Tamiang -- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Aceh Tamiang,  Rita Syntia, ST. MM mengunju...

Lentera24.com | Aceh Tamiang -- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Aceh Tamiang, 
Rita Syntia, ST. MM mengunjungi kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sekaligus sebagai kelompok pengrajin di Desa Pusong Kapal, Kecamatan Seruway. Kunjungan dimaksud bertujuan mengajak Pokdarwis untuk mengembangkan potensi karyanya dengan polesan-polesan karya alami yang digarap secara profesional.


Ketua Dekranasda Kabupaten Aceh Tamiang, Rita Syintia, ST. MM didampingi Kadis Parpora, Yetno, SPd saat sedang berbincang-bincang dengan Martunis, seorang anggota Pokdarwis Pusong Kapal, Selasa (26/3). (Foto: L24- Suparmin)
Dalam kunjungan kerja yang bermuatan ajakan serta arahan itu disampaikan Rita Syntia, ST. MM saat melihat "potensi alam dan SDM rakyat pengrajin" yang ada di Desa berbasis wisata satwa langka spesies Tuntong Laut serta wisata alam pesisir, baik pantai maupun manggrove di Desa Pusong Kapal di Rumah Informasi Tuntong Laut (RIT) pada Selasa (26/3). 

Dari pertemuan dimaksud, dapat disimpulkan bahwa kelompok pengrajin Pokdarwis Pusong Kapal memiliki kendala dalam proses operasional akibat terbentur dengan biaya.

Rita Syintia mengisyaratkan, untuk mencapai kesuksesan bagi satu kelompok pengrajin, harus dimulai dari upaya kerja keras yang ulet dengan dibarengi oleh sifat kesabaran serta ketekunan yang kuat dari pelaku pengrajin itu sendiri.


Rita Syntia juga menyarankan agar kelompok yang diketuai Safrul itu tidak membiasakan diri berharap mendapatkan uluran tangan dari pihak lain secara berkala. Namun harus bangkit dan berjuang diatas usaha yang digapai secara mandiri dengan modal serta alat yang dimiliki saat ini.

"Untuk itu, kelompok tidak perlu harus bergantung dengan bantuan gratisan dari pemerintah yang dananya terbatas," ungkap Syntia sembari menyarankan agar kelompok pengrajin Pusong Kapal dapat menyempurnakan hasil karya-karyanya dengan sentuhan-sentuhan natural yang digarap secara profesional.

Arahan yang bertujuan untuk membangkitkan semangat para pengrajin, Rita Syntia juga menyarankan agar kelompok darwis selalu melakukan upaya koordinasi dengan Pemerintah, terutama intansi terkait.

Ketua Dekranasda yang sekaligus sebagai Ketua PKK Kabupaten Aceh Tamiang ini sangat berapresiasi atas dukungan yang diberikan oleh PT Pertamina EP Rantau yang telah memberikan suport dan sebagian dana CSR nya guna mendulang karya-karya terbaik yang diciptakan oleh kelompok pengrajin berbahan baku limbah kayu diambil dari pantai laut kuala Pusong Kapal dimaksud.

Kata apresiasi itu juga disampaikan Rita Syntia buat Yayasan Satucita Lestari (YSLI) yang telah membentuk Kelompok pengrajin Pusong Kapal sebagai kelompok dampingannya.


"Kita harapkan, kelompok ini agar terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, guna mendapatkan kerjasama. Dan kolaborasi ini terus dilakukan, apalagi terhadap PT Pertamina EP Rantau yang telah memberikan sebagian CSR nya. Ini harus terus dipertahankan," imbuh Rita Syintia.

Soal dana, sepertinya juga perlu dicari dan didapatkan melalui dana pemberdayaan ekonomi masyarakat. Tapi lanjut Rita Syintia, dana yang ada pada pemerintah, dalam hal ini dinas terkait sangatlah terbatas.

"Kita tidak bisa pungkiri, mohon maaf, masih banyak pegiat pengrajin yang posisi tangannya selalu dibawah, padahal dana dari pemerintah, anggarannya sangat terbatas," kata Rita.

Sementara yang harus ditangani oleh pemerintah juga jumlahnya berskala besar dan itemnya juga jumlahnya banyak. Sehingga dengan macetnya bantuan dari pemerintah berdampak dengan terhentinya aktivitas pengrajin. Seharusnya para pengrajin tersebut harus berupaya mandiri meskipun dalam kondisi merangkak, sebutnya.

"Kalau kita ingin maju, bukan hanya diselesaikan disatu titik saja, dan bukan hanya sampai kepada persoalan biaya dan pengembangan SDM nya saja, namun persoalan pemasaran juga harus dilakukan secara prioritas," saran istri Buati Aceh Tamiang ini.

Menurutnya, kalau jumlah produk yang dihasilkan oleh kelompk pengrajin masih sedikit tentu akan berpengaruh dengan harga pasar sekaligus sulit dalam pemasarannya. Namun jika produk yang dihasilkan dan terkumpul dalam skala besar dan arah pemasarannya juga jelas, tentu harga dari hasil karya kelompok akan menjadi konpetitif, terang Rita Syintia seraya menambahkan kalau kelompok membutuhkan stok barang yang cukup besar untuk dipasarkan.

"Kita berharap, bahwa kelompok ini perlu terus dilakukan pembinaan, evaluasi dan kontroling serta pendampingan sampai kelompok ini bisa mandiri," sebut Rita Syintia.

Lebih jauh lagi disebutkannya, pihak Dekranasda Kabupaten Aceh Tamiang juga bisa membantu pemasaran dan mempromosikan hasil karya dari kelompok pengrajin Pusong Kapal. Upaya tersebut akan dilakukan melalui pameran Dekranasda disetiap event.

Kunjungan Ketua Dekranasda Aceh Tamiang ke Desa Pusong Kapal ini didampingi Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah raga, Yetno, SPd dan Camat Seruway, Husaini, SH, serta dihadiri Datok Desa Pusong Kapal, Muhammad Yusuf, Ketua Yayasan Satucita Lestari Indonesia, Yusriono serta Pendiri Yayasan sekaligus Peneliti Tuntong Laut, Joko Guntoro, S.Sos dan pihak PT Pertamina EP Rantau serta masyarakat setempat. [] L24-002 (Suparmin)