Lentera 24.com | SUBULUSSALAM -- Tim Monitoring Harga Tandan Buah Segar (TBS) dan CSR Kota Subulussalam tegaskan perlu dilakukan pengujian ...
Lentera24.com | SUBULUSSALAM -- Tim Monitoring Harga Tandan Buah Segar (TBS) dan CSR Kota Subulussalam tegaskan perlu dilakukan pengujian rendemen TBS. Pasalnya, PMKS mengklaim hanya 17-18%, sementara tim berpatokan 19-20%.
Di sisi lain, ke depan jajaran pimpinan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di daerah ini diharapkan tidak nakal, tetapi lebih kepada sikap mematuhi semua aturan dan kesepakan terkait harga Tandan Buah Segar (TBS).
Ketua Tim Monitoring Harga TBS dan CSR Kota Subulussalam, Subangun Berutu mengatakan itu melalui rilisnya, Selasa (22/1) menyusul rapat Evaluasi Tim Monitoring Harga TBS & CSR di Gedung DPRK Subulussalam, Kamis (17/1) lalu. Diketahui, rapat di sana menyusul undangan Ketua DPRK, per 14 Januari 2019 terkait Rapat Evaluasi Kesepakatan Bersama Antar Pemko Subulussalam dengan PMKS, per 17 September 2018.
Dikatakan, adanya variasi harga di tingkat PMKS bahkan indikasi PMKS tidak membuat laporan bulanan, triwulan atau semester juga diharapkan tidak terulang, lalu kestabilan harga bisa dipertahankan dan ditingkatkan.
Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRK Subulussalam, Fajri Munthe didampingi Ketua Komisi B, Luthan dan sejumlah anggota DPRK, unsur Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) terkait, Pimpiman empat PMKS dan perwakilan petani kelapa sawit setempat.
Dirinci.soal.harga TBS, di PT Bangun Sempurna Lestari (BSL) Rp1.130/kg, di PT Budi Daya Agrotamas (BDA) Rp1.080/kg, di PT Global Sawit Semesta (GSS) Rp1.210/kg, sementara di PT SSN tidak diketahui pasti.
Soal uji lab rendemen menurut Subangun, akan diuji TBS milik petani dengan turun langsung ke tingkat petani. "Kita mau membuktikan bahwa buah TBS petani berkualitas," aku Subangun menambahkan, minimal harga TBS Rp1.000/kg bisa dicapai di tingkat petani bahkan berpatok kepada aturan bisa minimal Rp1.160/kg.
Subangun pun mengingatkan terkait Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI No. 01/Permentan/KB.120/1/2018 tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun atau Petani. Mengacu Permentan itu menurut dia, harga terendah TBS mencapi Rp1.200/kg. [] L24-013 (Khairul)
 |
| Foto : Rapat Evaluasi Tim Monitoring Harga TBS & CSR di Gedung DPRK Subulussalam, Kamis (17/1) |
Ketua Tim Monitoring Harga TBS dan CSR Kota Subulussalam, Subangun Berutu mengatakan itu melalui rilisnya, Selasa (22/1) menyusul rapat Evaluasi Tim Monitoring Harga TBS & CSR di Gedung DPRK Subulussalam, Kamis (17/1) lalu. Diketahui, rapat di sana menyusul undangan Ketua DPRK, per 14 Januari 2019 terkait Rapat Evaluasi Kesepakatan Bersama Antar Pemko Subulussalam dengan PMKS, per 17 September 2018.
Dikatakan, adanya variasi harga di tingkat PMKS bahkan indikasi PMKS tidak membuat laporan bulanan, triwulan atau semester juga diharapkan tidak terulang, lalu kestabilan harga bisa dipertahankan dan ditingkatkan.
Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRK Subulussalam, Fajri Munthe didampingi Ketua Komisi B, Luthan dan sejumlah anggota DPRK, unsur Satuan Kerja Perangkat Kota (SKPK) terkait, Pimpiman empat PMKS dan perwakilan petani kelapa sawit setempat.
Dirinci.soal.harga TBS, di PT Bangun Sempurna Lestari (BSL) Rp1.130/kg, di PT Budi Daya Agrotamas (BDA) Rp1.080/kg, di PT Global Sawit Semesta (GSS) Rp1.210/kg, sementara di PT SSN tidak diketahui pasti.
Soal uji lab rendemen menurut Subangun, akan diuji TBS milik petani dengan turun langsung ke tingkat petani. "Kita mau membuktikan bahwa buah TBS petani berkualitas," aku Subangun menambahkan, minimal harga TBS Rp1.000/kg bisa dicapai di tingkat petani bahkan berpatok kepada aturan bisa minimal Rp1.160/kg.
Subangun pun mengingatkan terkait Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI No. 01/Permentan/KB.120/1/2018 tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun atau Petani. Mengacu Permentan itu menurut dia, harga terendah TBS mencapi Rp1.200/kg. [] L24-013 (Khairul)
