HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Yenny Wahid Dukung Jokowi Belum Tentu Pengaruhi Suara Gusdurian

Lentera 24.com | JAKARTA -- Keluarga Presiden keempat RI, almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur secara resmi mendukung pasangan calon (P...

Lentera24.com | JAKARTA -- Keluarga Presiden keempat RI, almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur secara resmi mendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Foto : Sindonews.com
Hal tersebut disampaikan langsung oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid yang mewakili keluarga Gus Dur. Yenny mengumumkan sikap politik keluarga Gus Dur itu, kemarin sore.

Menanggapi itu, pengamat politik Adi Prayitno menilai, dukungan Yenny kepada paslon nomor urut 1 karena salah satu alasannya Jokowi merupakan calon presiden petahana.

"Ya sebenarnya tidak ada yang terlampau mengejutkan ketika Mba Yenny mendukung Jokowi. Alasannya sederhana, kecenderungan banyak petahana itu yang mendapat limpahan dukungan," ujarnya kepada SINDOnews, Kamis (27/9/2018).

Selain faktor petahana, Adi menambahkan, dalam kubu Jokowi-Ma'ruf memiliki narasi keislaman dan kebangsaan yang sama dengan keluarga Gus Dur dalam hal ini diwakili oleh Yenny.

"Memang melihat narasi keislaman dan kebangsaannya sejak awal teman-teman Gusdurian yang mengklaim inklusif toleran dan rata-rata memang moderat dan liberal," ujarnya.

Namun kata Adi, walaupun elite politik dari Gus Dur telah menyatakan dukungan, bukan berarti para pendukung Gus Dur sepenuhnya akan mengikuti hal tersebut.

"Tapi sekarang problemnya adalah one man one vote menjadi rezim politik kita sekalipun di level elite itu mendukung salah satu capres, di bawah itu belum tentu," jelasnya.

Adi juga memberikan contoh dukungan Gusdurian ketika Pilkada Jakarta yang menyatakan dukungan pada Ahok.

"Banyak hal pilihan elite dan pilihan grassroot itu sering kali berbeda, kalau kita mau cek misalnya, Gusdurian dalam pilkada Jakarta juga menjadi bagian dari timnya Ahok, tapi tidak terlampau signifikan kekuatannya," tuturnya.

"Sebab itulah karena sesuai signifikansi dan prosentasi itu tidak bisa ditakar dengan kalkulasi matematis apapun," tambahnya. [] SINDONEWS.COM