HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Hidup Dari Mendulang Recehan Rupiah Sebagai Jukir.

Feature Lentera 24.com | ACEH TAMIANG --  Dibawah teriknya matahari, pria separuh baya itu terus menyusun sepeda motor bersaf-saf. Kendar...

Feature
Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Dibawah teriknya matahari, pria separuh baya itu terus menyusun sepeda motor bersaf-saf. Kendaraan roda dua yang masuk  diputar untuk merapikan susunan.


“Enak dipandang, karna rapi.” sebut Zainal, pria 43 tahun itu cogah mengapikkan sepeda motor demi sepeda motor, Senin 27 Agustus 2018 di area perpakiran Warung Conner Coffe Simpang Kantor Bupati Aceh Tamiang.

Menggeluti pekerjaan sebagai Juru Parkir (Jukir) sudah ia jalani sejak 2013. “Ketika itu putra saya yang paling tua  masih duduk di Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP),” cerita Zainal.

Zainal sebelum menjadi Jukir di Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Tamiang kerjanya semeraut dalam arti kata dimana bisa menghasilkan uang ia kejar.  “ Semua saya kerjakan yang penting halal untuk anak dan istri " sebutnya lagi.

Zainal dan istri tercintanya Nitariana 40 tahun bersama tiga anaknya memdiami rumah kontrakan di Dusun Inpres Desa Bundar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang, dengan bermodalkan hasil sebagai Jukir, Zainal hanya mampu menyewa rumah kontrakan yang dibayar setiap bulannya sebesar 350.000.

" Setiap hari setelah setor kewajiaban ke Dinas Perhubungan, paling dapat hasil sekitar 50.000,- hingga 75.000,- itupun tidak setiap hari bisa kerja" keluh Zainal.

Ia memantapkan diri sebagai Juru Parkir dan enggan mencopot seragam orange garis biru itu kemudian. Bermuasal dari tiada pilihan pekerjaan, ditambah desakan kebutuhan kehidupan sehari-hari yang membesarkan hati Zainal agar sudi mempekerjakan diri sebagai Juru Parkir.

Ia menyadari satu hal, “Tidak ada pekerjaan yang kecil, hanya ada orang yang kecil,” tambah Zainal. Ia paham dengan konsep tidak ada pekerjaan yang kecil, justru sebaliknya, hanya ada orang yang kecil yang selalu mengumpulkan recehan rupiah untuk dibawa pulang untuk biaya kebutuhan keluarga.

" Alhamdulillah, putra saya yang paling tua sudah lulus SMA, sementara adik - adiknya masih sekolah di SMK Negeri 2 kelas 1 dan yang paling kecil di SMP Negeri Karang Baru kelas 2" sebutnya sambil mengusap peluh yang membasahi wajahnya.
L24 - ERWAN