Lentera 24.com | SUBULUSSALAM -- Akibat tidak ada meja belajar pada hari pertama masuk sekolah, puluhan murid SDN Sigrun dan SDN Jambi, Kec....
Lentera24.com | SUBULUSSALAM -- Akibat tidak ada meja belajar pada hari pertama masuk sekolah, puluhan murid SDN Sigrun dan SDN Jambi, Kec. Sultan Daulat, Kota Subulussalam terpaksa pulang. Bahkan di SDN Jambi Baru sempat diprotes sejumlah orang tua murid baru sebelum meninggalkan areal sekolah dan batal belajar.
Informasi diterima media ini dari anggota DPRK Subulussalam daerah pemilihan Kec. Sultan Daulat, Rasumin Pohan, Senin (16/7). Menurutnya, SD Sigrun libur dan murid baru SD Jambi Baru terpaksa pulang karena ketiadaan meja belajar.
Dikatakan, tidak ada atau hilang mobiler di sana ditengarai karena tidak ada upaya dari pihak kepala sekolah untuk menjaga atau mengamankan aset negara itu. "Seharusnya hari ini mulai belajar, ternyata batal karena tidak ada meja dan kursi," sesal Rasumin Pohan berharap ada tindakan atau sanksi tegas dari dinas terkait terhadap kepala sekolah yang bersangkutan akibat kejadian di sana.
Ditambahkan, kasus SD Sigrun sudah bertahun terjadi, tanpa ada solusi meski pada, 2016 pihaknya bersama Muspika dan jajaran Komisioner Majelis Pendidikan Daeeah (MPD) Kota Subulussalam telah membahas persoalan di sana dalam satu forum khusus.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam, Irwan dikonformasi, Senin (16/7) hal tersebut berjanji akan berkoordinasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan. "Nanti saya berkoordinasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan", pesan singkat Irwan menjawab media ini terkait kondisi di sana. [] L24-Khairul
Informasi diterima media ini dari anggota DPRK Subulussalam daerah pemilihan Kec. Sultan Daulat, Rasumin Pohan, Senin (16/7). Menurutnya, SD Sigrun libur dan murid baru SD Jambi Baru terpaksa pulang karena ketiadaan meja belajar.
Dikatakan, tidak ada atau hilang mobiler di sana ditengarai karena tidak ada upaya dari pihak kepala sekolah untuk menjaga atau mengamankan aset negara itu. "Seharusnya hari ini mulai belajar, ternyata batal karena tidak ada meja dan kursi," sesal Rasumin Pohan berharap ada tindakan atau sanksi tegas dari dinas terkait terhadap kepala sekolah yang bersangkutan akibat kejadian di sana.
Ditambahkan, kasus SD Sigrun sudah bertahun terjadi, tanpa ada solusi meski pada, 2016 pihaknya bersama Muspika dan jajaran Komisioner Majelis Pendidikan Daeeah (MPD) Kota Subulussalam telah membahas persoalan di sana dalam satu forum khusus.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam, Irwan dikonformasi, Senin (16/7) hal tersebut berjanji akan berkoordinasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan. "Nanti saya berkoordinasi dengan kepala sekolah yang bersangkutan", pesan singkat Irwan menjawab media ini terkait kondisi di sana. [] L24-Khairul
