HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tidak Ingin Depresi? Wanita Harus Bangun Lebih Awal di Pagi Hari

Lentera 24.com | GAYA HIDUP -- Hidup di jaman sekarang ini, apalagi diperkotaan pastinya membuat kita lebih mudah stres apalagi setiap hari...

Lentera24.com | GAYA HIDUP -- Hidup di jaman sekarang ini, apalagi diperkotaan pastinya membuat kita lebih mudah stres apalagi setiap hari mengghadapi kemacetan jalanan. Belum lagi permasalahan kantor dan rekan kerja serta urusan pribadi yang membuat semakin depresi.

Foto : Ilustrasi
Tapi dari beberapa penelitian yang baru dilakukan menyebutkan, bahwa wanita bisa menghindari depresi ini jika bangun lebih awal di pagi hari seperti dilansir dari Independent UK.

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 32.000 wanita yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatric Research menemukan bahwa mereka yang secara alami cenderung bangun lebih awal memiliki risiko penyakit mental yang lebih rendah karena paparan siang hari yang lebih besar.

Para peneliti di Universitas Colorado di Boulder dan Brigham and Women's Hospital di Boston ini memeriksa hubungan antara gangguan suasana hati dan chronotype yaitu seberapa dini atau seberapa terlambat seseorang melakukan sinkronisasi pada 24 jam sehari.

Kecenderungan ini biasanya bermanifestasi dalam skala, mulai dari pagi hari yang suka bangun pagi dan pergi tidur lebih awal saat malam hari, yang lebih suka rutinitas yang berlawanan.

Apapun yang Anda rasakan sebagian ditentukan oleh genetika. Para penulis penelitian mengatakan, sebelum menyimpulkan hasil penelitian ini, mereka yang berada di kategori sebelumnya memiliki peluang 12 hingga 27% lebih sedikit mengalami masalah depresi.

Studi empat tahun ini dilakukan menggunakan data dari 32.470 perawat perempuan, yang diambil dari survei Studi Kesehatan Perawat dan peserta memiliki usia rata-rata 55.

Ketika analisis dimulai pada tahun 2009, tidak seorang pun peserta didiagnosis dengan depresi. Pada saat itu, 37% mengatakan diri mereka sebagai orang yang bangun pagi, 53% mengatakan mereka adalah tipe menengah dan 10% menggambarkan diri mereka sebagai tipe malam, atau suka begadang.

Setelah penelitian selesai, Vetter dan timnya mengamati 2.581 kasus depresi yang telah berkembang, dan 290 di antaranya berada dalam kategori begadang.

Studi ini menemukan bahwa mereka yang terbangun telat atau siang hari lebih mungkin untuk depresi, bahkan ketika faktor-faktor lain datang, mereka cenderung suka merokok dan memilih menjadi lajang.

"Ini memberi tahu kita bahwa mungkin ada efek chronotype pada risiko depresi yang tidak disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup," kata penulis utama Céline Vetter.

Sementara temuan lain menunjukkan bahwa pola tidur seseorang merupakan faktor risiko independen untuk depresi. Dia menjelaskan bahwa ini tidak selalu berarti orang yang tidur larut malam akan mengalami depresi. Meski demikian ia memberikan nasihat agar tetap menjaga pola tidur yang normal.

"Cobalah untuk cukup tidur, olahraga, habiskan waktu di luar, menikmati remang-remang lampu di malam hari, dan cobalah untuk mendapatkan cahaya sebanyak mungkin setiap hari," katanya. [] OKEZONE.COM