HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Ide Gila Bos Twitter Soal Bitcoin Tuai Pertentangan

Lentera 24.com | JAKARTA -- Bos Twitter  Jack Dorsey meramalkan bahwa bitcoin bakal menggantikan semua mata uang dunia dalam 10 tahun ke de...

Lentera24.com | JAKARTA -- Bos Twitter  Jack Dorsey meramalkan bahwa bitcoin bakal menggantikan semua mata uang dunia dalam 10 tahun ke depan. Namun, calon Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, John Williams, tidak setuju dengan prediksi Jack Dorsey.

Foto : Sindonews.com
Dalam pidatonya, John Williams menjelaskan bahwa bitcoin tak akan pernah bisa menggantikan uang kertas. Seperti banyak orang yang mempertanyakan kegunaan bitcoin, William menuturkan bahwa uang digital sifatnya fluktuatif sehingga sulit untuk membayar harga yang tepat untuk suatu barang tertentu.

“Mata uang digital tak lulus syarat dasar bagaimana seharusnya sebuah mata uang”, tutur William seperti dilansir dari Livetradingnews.

Meskipun begitu, lebih dari satu pengusaha yang menginginkan agar bitcoin bisa menjadi alat pembayaran resmi. Sementara itu, Jack Dorsey menjelaskan bahwa bitcoin akan digunakan sebagai mata uang di masa depan.

“Dunia  pada akhirnya bakal hanya memiliki satu mata uang, internet juga akan memiliki satu mata uang. Saya pribadi percaya bahwa mata uang tersebut ialah bitcoin”, tuturnya.

Sementara itu, banyak kritik dan perdebatan apakah mata uang digital ini akan bisa dan mudah untuk diatur serta digunakan sebagai mata uang. 

Direktur CoinInvest Daniel Marburger mengatakan kepada Standard bahwa lonjakan permintaan emas terus berlanjut. "Ini adalah aliran konstan ke emas," katanya.

Marburger mengatakan, meskipun harga jual bitcoin kembali ke level USD11.700 pada Senin pagi setelah terjun ke ke level USD10.000 pada pekan lalu, namun investor masih gugup.

"Bitcoin tidak bisa membuat tren balik yang jelas pekan lalu dan emas akan segera pulih saat ini dengan kenaikan 7% sejak posisi terendahnya pada Desember," ujar dia.

Menurutnya, spekulator mencari keamanan dari "volatilitas gila" atas crypto yang terjadi, yang nilainya telah runtuh 40% pada bulan lalu.

"Emas memiliki track record yang berkelanjutan selama beberapa dekade dan merupakan aset yang benar-benar Anda pegang di tangan Anda. Orang mencari sesuatu untuk disentuh daripada investasi, di mana hanya keyakinan akan nilai itu. Bitcoin telah membuktikan satu kali lebih banyak daripada berdasarkan spekulasi", terangnya.

Beberapa ahli berpendapat bahwa cryptocurrency akan stabil dalam jangka panjang. Benjamin Dives, CEO London Block Exchange, yang berencana untuk meluncurkan pertukaran sterling to bitcoin langsung mengatakan bawha volatile bukan merupakan penyebab kekhawatiran.

"Beberapa investor mungkin tidak merasa nyaman dengan pasar yang bergerak (ke bawah) dan begitu juga 'menguangkan' untuk berinvestasi pada aset tradisional yang stabil, seperti emas," katanya.

"Orang-orang ini kemungkinan baru terpapar crypto atau seperti standar dalam industri investasi, hanya memastikan keuntungan dalam jangka pendek. Hasilnya untuk crypto di pasar, yang alami dan sehat", tutur Dives.

Dia menambahkan bahwa pertukaran tersebut benar-benar membuktikan nilai crypto currrency yang kuat. "Seiring pasar jatuh tempo, kita bisa yakin akan stabilitas di masa depan dan saat itulah investor tersebut akan mencari titik masuk kembali. Sayangnya bagi mereka, transisi mereka menuju emas dapat menyebabkan mereka kehilangan emas", pungkasnya. [] SINDONEWS.COM